HANYA TUHAN YANG BISA MENGANGKAT BEBANMU ( Mazmur 81:7)

“Aku telah mengangkat beban dari bahunya, tangannya telah bebas dari keranjang pikulan.” (Mazmur 81:7)

Orang yang yang dijajah adalah orang tidak bebas dan mendapatkan beban berat. Orang yang merdeka adalah orang yang telah bebas dari beban penjajahan. Pertanyaan: apakah anda telah merasakan kemerdekaan tersebut? Apakah anda telah terlepas dari beban hidup, dan betul betul hidup merdeka?

Ayat ini adalah ayat yang mengingatkan kepada kita tentang sejarah orang Israel dan ayat ini pun juga mengingatkan kepada kita tentang sejarah kehidupan kita masing-masing. Memperhatikan akan ayat ini, kita juga akan melihat tentang diri kita masing-masing. Di dalam seluruh beban hidup, di dalam seluruh persoalan hidup, kita harus melihat bagaimana kita menyelesaikan akan problem hidup kita? Dan kita tidak bisa menyelesaikan akan problem hidup kita dengan kacamata diri kita, dengan kekuatan diri kita. Dan karena itu, kita membaca bagian

Mazmur ini dengan satu pertanyaan:

Bagaimana Tuhan Mengangkat Beban Hidup Kita?

Saudara punya beban hidup? tidak ada orang yang tidak punya beban hidup. Apa yang akan terjadi besok; apa yang akan terjadi dengan hidup kita, anak – anak kita? Itu semu adalah beban hidup kita.  Coba perhatikan di dalam hidup kita, ada saat tertentu dimana kita tidur dan pagi-pagi kita tidak mau bangun. Ada saat tertentu dimana kita tidur dan kita mau tidur terus. Mengapa itu? Karena ada begitu banyak beban. Kita tidur, bangun kita ingat ini beban, beban mungkin karena ada pekerjaan rumah (PR), beban karena harus bertemu dengan guru matematika, beban mau ketemu dengan dosen, dan beban mau ketemu dengan atasan kita. Itu semua adalah beban hidup.  Beban-beban itu membuat kita tidak bisa angkat muka. Beban-beban itu membuat kita tunduk, beban itulah yang di sebut dengan stres atau frustrasi.

Apakah saudara mempunyai beban itu? Apakah orang Kristen juga mempunyai beban hidup? Menarik sekali tatkala kita membaca ayat ke – 7 dimana Tuhan berkata:

“Aku telah mengangkat beban dari bahunya.” Dari bahu siapa? anda bertanya. Pertama-tama ayat ini menunjukkan kepada orang Israel, orang Israel yang mempunyai begitu banyak beban. Beban apa? Kalau saudara membaca dalam (Keluaran 1 dan 2) saudara melihat betapa orang Israel di siksa, kerja siang malam tidak pernah tidur. Orang Israel harus kerja dan tidak mendapat hasil apapun juga.

Mereka ada di bawah naungan raja yang begitu begis, kejam. Kalau kita membandingkan beban kita berhadapan dengan guru, yang mungkin menurut pikiran kita kejam. Berhadapan dengan dosen, berhadapan dengan atasan, berhadapan dengan orang tua itu kita tidak bisa bangun tidur. Tetapi orang Israel mereka harus kerja-kerja, yang lebih parahnya lagi yaitu bahwa orang Israel ini berhadapan dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Firaun bukan hanya kejam, tetapi Firaun adalah orang yang tidak mengenal akan Tuhan.

Bagaimana seorang Kristen, seorang anak Tuhan harus taat kepada Firaun yang kejam, yang tidak kenal Tuhan. Beban secara fisik tetapi juga beban secara rohani. Nah, ini luar biasa dan itu sebabnya di dalam (Keluaran 1) Tuhan berkata kepada Musa, engkau pergi ke Firaun karena Umat-umat-Ku telah berteriak, Aku telah melihat akan umat-Ku di dalam kesesakan mereka, di dalam penderitaan mereka dan ini di lakukan di dalam (Mazmur 81) “Aku telah mengangkat beban dari bahunya” (Ayat 8) dikatakan: “Dalam kesesakan engkau berseru,” siapa yang berseru? Yang berseru adalah Umat Tuhan. “Dalam kesesakan engkau berteriak, berdoa maka Aku meluputkan engkau, Aku menjawab engkau dalam persembunyian guntur, Aku telah menguji engkau dekat air Meriba.”

Orang Israel bukan hanya menuruti, tetapi dalam kesesakan, di dalam beban mereka, mereka berteriak kepada Tuhan, mereka berseru kepada Tuhan supaya Tuhan mengangkat beban mereka dari bahu mereka. Bukan hanya kerja rodi, tetapi terlepas dari siksa Firaun, terlepas dari siksa pemimpin yang tidak mengenal Tuhan. Maka itu (Ayat 7) menjadi ayat yang sangat-sangat penting ayat kelepasan “Aku telah mengangkat beban dari bahunya.”
Tetapi yang lebih istimewa dari ayat ini bukannya orang Israel terlepas dari kerja rodi, bukannya orang Israel merdeka dari kekuasaan Firaun saja, tetapi bahwa Tuhan telah mengangkat beban dosa dari orang Israel. Dan Tuhan mengangkat beban dosa dari orang Israel itu sebabnya Tuhan mengatakan kepada Musa: Bawa mereka keluar dari Mesir ke gunung mulia, di sana kita berkumpul, di sana kita menunjukkan kepada orang-orang Mesir siapa kita? Di sana kita menunjukkan kepada Tuhan, Dia adalah Allah Sang Juruslamat ini. Maka kita bisa mengerti apa yang dimaksudkan oleh Tuhan dalam ayat ini: “Aku telah mengangkat beban dari bahunya, tangannya telah bebas dari keranjang pikulan.”

Kita stres dengan begitu banyak pekerjaan-pekerjaan rumah kita, stres dengan begitu banyak persoalan-persoalan kita tetapi semua stress itu, tidak ada bandingnya dengan stres karena dosa dan hukuman dosa. Persoalan dengan guru kita bisa selesaikan, persoalan dengan isteri kita bisa selesai, persoalan dengan suami kita bisa selesai, persoalan dengan dosen kita bisa selesai, kita bisa berhadapan dengan semua itu “tetapi persoalan dengan Tuhan, persoalan dengan dosa tidak bisa kita selesaikan sendiri; yang bisa selesaikan adalah Tuhan.”

Maka itu saudara-saudara mari kita buka (Mazmur 32) ini, tatkala Daud berzinah, ini Mazmur yang luar biasa yang menggambarkan tentang bagaimana Tuhan mengangkat akan beban dosa kita? (Mazmur 32) ketika Daud itu berzinah, Dia yang adalah Anak Tuhan, Dia mengatakan (Ayat 1) “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!” (Ayat 2) “Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu!” (Ayat 3) “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari.”

Selagi aku berdiam diri, tidak terbuka, tidak memberikan semua kepada Tuhan maka tulang-tulangku menjadi lesu. Tulang-tulang lesu itu berarti bahwa memang tidak bisa bangun, loyo, tidak mempunyai semangat. Maka (Ayat 4) “Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,” tanganmu siapa? Tangan Tuhan menekan aku dengan berat.

Inilah yang dimaksudkan oleh pemazmur dalam Masmur 81:7 “Aku telah mengangkat beban dari bahunya”.

Beban di angkat, dosa diampuni. Jikalau dosa tidak diampuni maka kita terus merasakan beban tersebut, seperti pemazmur berkata dalam Mazmur 32:4 “Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku, bahumu di tekan terus oleh Tuhan, sumsumku menjadi kering seperti oleh terik musim panas.” Jadi saudara bisa melihat di sini, beban dosa itu begitu berat dan tidak ada satu manusia pun juga yang mampu untuk menyelesaikan akan beban dosa.

Tidak ada satu manusia pun juga yang mampu mengangkat beban dari bahu saya yaitu dosa, kecuali Tuhan Yesus, Dia yang telah mati di atas kayu Salib. Maka itu dikatakan Dia memikul Salib, memikul akan dosa-dosa kita di bahu-Nya.

Beban kita telah dipikul oleh Juruselamat kita. Kalau persoalan yang paling besar yaitu beban dosamu telah di angkat, maka PR matematika itu kecil, berhadapan dengan guru fisika kecil, berhadapan dengan dosen kecil, berhadapan dengan keluarga kecil, berhadapan dengan orang tua kecil, berhadapan dengan suami atau isteri kecil, semua kecil kerena apa? Karena Tuhan telah menyelesaikan masalah-masalah yang besar bagi kita yaitu dosa-dosa kita diampuni. Maka itu Mazmur 81:2 ini dikatakan kalau bebanmu itu sudah terangkat, dosamu telah diampuni maka sekarang : “Bersorak-soraklah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub.”

Maka kita harus bisa berbagi, harus bisa berbagi karena beban tidak ringan. Stres apapun juga harus bisa segar di pagi hari, tidur dengan nyenyak, bangun dengan kekuatan baru. Dan saudara mengatakan: aduh, kelihatan bicara enak saja, tetapi kita mengahadapi itu susah, tidak gampang. Saya juga melihat ini tidak gampang tetapi itu bukan berarti tidak ada jalan keluar, tetap ada jalan keluar.

Tuhan yang telah mengeluarkan orang Israel dari tanah Mesir, Tuhan yang sama yang memimpin kita bukan Tuhan yang berbeda. Maka itu Bapak, Mama, Adik-adik, Saudara-saudara sekalian kita tetap bersyukur kepada Tuhan karena beban telah terlepas. Isilah hari – harimu dengan kegiatan – kegiatan yang berguna. Buatlah program, buatlah rencana-rencana demi hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Ingat bahwa engkau telah dilepaskan dan Dia akan terus-menerus menolong engkau. Amin.